P E N G H U J U N G - R A S A
Berikut adalah sajak, yang gue buat dimana saat gue berada dimasa "Fall in love" Pastinya kalian akan berpikir gue yang lebay, alay, atau terlalu limit. Tapi itulah gue, gue berusaha menuangkan rasa, pikiran dalam sebuah ukiran aksara. Sebenarnya, gue juga tidak terbayang sama sekali, kalau diri gue tuh dulu seperti itu. Pikiran gue berkata "Ngga mungkin, itu diri gue!" tapi hati berkata "Ya, itu lah kamu!". Memang Hati dan Pikiran ngga bisa dipadu padankan. Bicara soal rasa, selain diri gue yang punya pemgalaman soal rasa, pasti kalian para pembaca pasti punya. Dimana rasa yang berada bersembunyi didalam, terus saja mendorong ingin keluar berkata sejujurnya, sebenarnya, semuanya yang berkaitan dengan dirinya. Namun, sekuat tenaga kalian menahan nya, agar katakanlah 'doi' tidak ilfiel, ataupu berada jauh dekat kita. Pasti kalian ngga akan mau itu. True?Buat kalian yang lagi jatuh ke dalam pesona dia, berikut untaian kata dari gue. Yang dulu pernah merasakan juga pesona si dia. Mungkin terlalu mainstream ya, but never mind. Love can't be denied.
Penghujung Rasa
Sebuah rasa
yang datang, rasa yang membuat aku jatuh dalam hal yang sama.
Rasa yang
ada disetiap helaan napas,
Rasa yang
membuat detak jantung lebih cepat,
Rasa yang
terselipkan kata rindu di dalam nya,
Rasa yang
hanyut dalam setiap doa,
Rasa yang
membuat mata tak terpejam,
Rasa yang
membuat bibir tak berhenti mengembangkan senyumnya,
Rasa yang
mewarnai kertas putih kosong,
Rasa yang
membuat lukisan keindahan,
Rasa yang
berkali-kali datang menghampiri agar orang yang dihampiri dapat merasakan apa
itu rasa. Rasa yang datang pun berbeda-beda. Sering kali aku menyalahkan apa
arti rasa itu. Rasa yang sulit untuk diucapkan, tapi mudah untuk dirasakan.
Rasa itu pula yang membuat gelombang bahagia dan kesedihan serta terciptanya
sebuah arus untuk rasa itu sendiri. Arus yang menghanyutkan setiap orang yang
memiliki rasa.
Rasa membuat
kita terpuruk dan bangkit, bangkit dari warna hitam dan terpuruk akan warna
hitam juga.
Rasa yang
bisa melukai hati, hati yang tak bersalah sering kali dilukai oleh rasa.
Rasa juga
bisa membuat hati tersenyum, tersenyum bagai mentari memancarkan sinarnya.
Aku hanya
orang biasa, yang mengartikan rasa. Aku bukan pujangga cinta, bukan pula
seorang puitis. Aku hanya mengungkapkan rasa dalam hati. Rasa yang memenuhi
hati yang kosong. Aku tak tahu apa kah ini akhir dari semua cerita yang kita
ciptakan, yang dulu kita berdua rangkai namun harus berujung pahit, berat bila
harus di hapus, dan harus di ingat.
Apakah kamu
tahu sebab aku memiliki rasa itu, jawabanya adalah karena kamu.
Komentar
Posting Komentar